Senin, 03 Desember 2018

Aplikasi Raport K 13

Kami bagikan aplikasi raport K13 sebagai persiapan atau cadangan bagi Madrasah Ibtidaiyah apabila ARD (Aplikasi Raport Digital) belum bisa dipakai secara optimal. Kami baru bisa membagikan untuk kelas 1, kelas 2, kelas 4 dan kelas 5 semester ganjil.




Berikut Link dowload aplikasi Raport K13

1. Kelas 1
2. Kelas 2
3. Kelas 4
5. Kelas 5

Senin, 09 April 2018

Ciri Madrasah Hebat dan Bermartabat


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejatinya, pendidikan mengembalikan jati diri manusia yang sesungguhnya sebagai manusia yang merdeka, tidak ditindas dan tidak diperlakukan secara sewenang-wenang. Dalam pandangan Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag, Dr H A Umar MA, kenakalan dan kesewenang-wenangan anak tidak terlepas dari tidak berjalannya pendidikan dengan baik.

Minggu, 08 April 2018

Modul Strategi Pembelajaran


Untuk mendownload modulnya silahkan klik tautan berikut :

Profesionalisme Guru

Profesionalisme Guru
Oleh: Dindin Samsudin, Peneliti di Balai Bahasa Jawa Barat.
Guru merupakan salah satu faktor strategis dalam menentukan keberhasilan pendidikan karena gurulah yang meletakkan dan mempersiapkan dasar perkembangan potensi peserta didik untuk masa depan bangsa. Untuk melaksanakan itu, tentu diperlukan guru yang memiliki profesionalisme tinggi.

Apa yang dimaksud dengan profesionalisme? Selama ini, istilah profesionalisme identik dengan sifat dan perilaku seseorang yang berkompeten, berpendidikan, berdedikasi, bertanggung jawab, jujur, dan loyal pada pekerjaannya. Akan tetapi, apakah cukup dengan itukah profesionalisme?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), profesionalisme adalah ‘mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional’. Dengan demikian, profesionalisme guru adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk dari seorang guru yang profesional.

Pertanyaan berikutnya, apa yang dimaksud dengan profesional? Dalam KBBI disebutkan bahwa profesional berarti (1) ‘bersangkutan dengan profesi’; (2) ‘memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya’; (3) ‘mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan amatir)’. Berdasarkan makna tadi, dapat disimpulkan bahwa guru yang profesional adalah guru yang memiliki keahlian khusus dalam mengajar dan memiliki pendapatan yang layak sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

Profesionalisme memang menjadi hal yang kerap dituntut dan diharapkan dalam berbagai profesi, tak terkecuali guru. Di kalangan guru, istilah profesionalisme sering dihubungkan dengan program sertifikasi guru. Program pemerintah yang dilahirkan melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ini bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional, (2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, serta (4) meningkatkan martabat guru dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

Guru yang telah diakui kecakapan dankeahliannya serta dinyatakan lulus dalam program sertifikasi ini akan diberikan tunjangan gaji tambahan dalam pendapatannya. Pemberian tunjangan yang cukup menggiurkan tadi tentu memberikan tambahan pendapatan bagi guru. Berdasarkan hal tersebut, guru yang telah lulus sertifikasi dapat dikatakan sebagai guru yang profesional karena telah terbukti memiliki kecakapan yang layak dan memperoleh pendapatan yang layak pula.

Program sertifikasi guru untuk menciptakan profesionalisme tentu dapat dikatakan tidak berhasil apabila dalam pelaksanaannya guru tidak enganggap tujuan utama program ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, tetapi hanya menganggap sebagai suatu tujuan untuk memiliki sertifikat demi mendapatkan tunjangan profesi.

Jika guru memiliki pemikiran seperti itu, tentu seorang guru tidak akan memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas dan keahliannya. Bahkan, idak menutup kemungkinan seorang guru akan mengejar sertifikasi melalui perbuatan yang tidak terpuji dengan cara yang tidak jujur dan menghalalkan segala cara.

Harapan kita, peningkatan kecakapan dan keahlian guru demi kemajuan pendidikan nasional tetap menjadi prioritas utama dalam program sertifikasi. Peningkatkan kecakapan dan keahlian seorang guru dapat diupayakan dengan berbagai cara: melanjutkan pendidikan, membiasakan gemar membaca, mengikuti seminar, melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, atau mengaktifkan diri dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru. Satu hal yang sangat penting, seorang guru harus memiliki visi, misi, dan kemauan yang kuat untuk menjadikan profesi guru sebagai profesi yang dihargai dan disejajarkan dengan profesi mulia lainnya.

Guru harus mampu membuktikan bahwa profesinya layak untuk dihargai dan dihormati karena guru merupakan tulang punggung dalam mencerdaskan bangsa. Profesionalisme guru harus dibangun oleh dua pihak secara bersama-sama, yaitu guru sebagai pihak yang dituntut memiliki kecakapan dan keahlian serta pemerintah sebagai pihak yang dituntut untuk memberikan penghasilan yang layak kepada guru. Intinya, guru dan pemerintah harus memberikan kontribusi positif ke arah perbaikan mutu pendidikan.

Hal yang dibutuhkan sekarang adalah kemauan dan kemampuan guru dalam memacu potensi dirinya agar sesuai dengan standar kecakapan yang telah ditetapkan. Kemudian adanya kemauan, kemampuan, serta keseriusan pemerintah dengan segala kebijakannya dalam upaya meningkatkan mutu dan mewujudkan standar penghasilan yang layak bagi guru. Satu hal yang tidak boleh dilupakan juga bahwa keprofesionalismean seorang guru tentu akan terwujud jika dilandasi sikap yang bertanggung jawab dan jujur.

sumber : http://aceh.tribunnews.com/2017/09/10/profesionalisme-guru.

Minggu, 18 Februari 2018

Inspirasi Metode Mengajar Unik Agar Kelas Menyenangkan

Inspirasi Metode Mengajar Unik Agar Kelas Menyenangkan
Pada umumnya, sosok guru identik dengan penampilan rapi, kaku, dan disiplin ketat. Tak jarang pula profesi pahlawan tanpa tanda jasa ini dianggap membosankan. Bahkan, banyak juga anggapan bahwa guru cenderung membuat murid merasa segan, bahkan takut. Alhasil, jam istirahat dan pulang adalah yang paling dinanti karena suasana di kelas penuh ketegangan. Yuk ubah pandangan tersebut! Berikut ada 7 guru yang mempraktikkan metode pengajaran unik yang bisa dijadikan inspirasi. Simak yuk!

Cara Belajar Efektif menurut Psikologi

Setiap manusia memiliki kewajiban untuk belajar. Sejak kita dilahirkan, kita telah dihadapkan dengan kewajiban untuk belajar, sejak belajar untuk makan, berjalan, hingga kita besar kita belajar di sekolah dan juga dari lingkungan sekitar. Belajar memang memiliki arti yang sangat luas, namun kata ‘belajar’ sering diidentikkan dengan kewajiban seorang anak sekolah atau mahasiswa sebagai pelajar di sekolah formal.

Sayangnya, meskipun belajar sebenarnya telah kita lakukan sehari-hari, banyak orang yang masih berasumsi bahwa belajar merupakan hal yang tidak menyenangkan. Mereka kebanyakan menganggap belajar sebagai hal yang tidak menyenangkan. Padahal, anggapan ini justru akan membuat kegiatan belajar menjadi tidak menyenangkan dan kurang efektif. Oleh karena itu, di artikel kali ini kita akan membahas tentang bagaimana cara belajar efektif menurut psikologi.

Rasakan kebutuhan untuk belajar
Rasa kebutuhan untuk belajar akan membuat kita menjadi lebih bersungguh-sungguh dalam belajar. Kesungguhan ini akan membuat kita tidak hanya belajar saat sedang mood saja, melainkan juga belajar di setiap waktu tanpa merasa berat. Dengan demikian, ilmu yang kita pelajari pun akan menjadi lebih mudah meresap ke ingatan kita. (Baca juga: Teori Psikologis Tentang Gangguan Mood Pada Manusia)

Manfaat Terapi Permainan Bagi Anak



Terapi permainan/game adalah suatu terapi interaksi sosial yang menyediakan kesempatan untuk belajar keterampilan sosial-emosional dan meningkatkan ketahanan emosional. Sementara kebanyakan anak belajar keterampilan sosial dari mengamati orang lain atau melalui instruksi yang eksplisit, yang lain belum belajar atau tidak menerapkan keterampilan sosial pro dan membutuhkan pengajaran tambahan, latihan dan pembinaan. Kecenderungan alami anak-anak untuk bermain menyediakan cara yang sangat memotivasi untuk melibatkan mereka dalam belajar keterampilan sosial pro. Anak-anak cenderung dengan pribadi yang menyelesaikan masalah dengan agresi, kurangnya persahabatan, manajemen kemarahan dan pembohong.

Membangun hubungan baik bisa rumit, terutama jika seorang anak oposisi dan tidak menghargai perhatian ekstra yang disediakan. Permainan dapat memotivasi anak-anak dengan cepat, terutama jika anak tersebut berada pada sekelompok kecil dengan teman-teman. Beri mereka sebuah dadu dan beberapa kotak di papan tulis dan mereka akan bermain dengan Anda sebagai teman seusianya.

Buang di beberapa insentif dan sebelum mereka tahu itu, mereka sedang bersenang-senang, berbicara tentang isu-isu yang diangkat dalam permainan dan mempraktekkan keterampilan baru. Sementara memainkan permainan, situasi konflik muncul secara alami, memberikan kesempatan kepada model dan mengajarkan keterampilan sosial pro.

Dengan menggunakan metode Life Space Interview (LSI), terapis, guru, orang tua dan karir pelatih anak-anak dapat melalui krisis, membantu mereka memperoleh wawasan mereka sendiri dan perilaku orang lain sambil belajar bahasa resolusi konflik dan empati.

Terapi bermain memiliki manfaat bagi anak-anak, yaitu:

Pertama, anak-anak ‘terjaga’ ketika berhadapan dengan prospek ‘bermain’. Mereka langsung terlibat dalam situasi sosial yang mengajarkan keterampilan saat mereka sedang bersenang-senang. Mereka yang akrab dengan unsur-unsur bermain seperti turn-taking, aturan menjaga, menang, kalah dan ko’operasi.
Kedua, sementara anak-anak secara aktif terlibat dengan proses bermain game, tantangan sosial dan emosional muncul saat mendidik ‘atau krisis terjadi, sehingga memberikan pengalaman belajar bermakna dengan segera.
Ketiga, terapi bermain anak-anak dengan menyediakan lingkungan yang aman untuk mempraktekkan keterampilan baru. Anak-anak merasa santai dan arus diskusi mudah dalam pengaturan ini.
Keempat, pengamatan klinis dapat dilakukan dan ditarik kesimpulan tentang anak-anak yang tidak meningkatkan penggunaan keterampilan prososial setelah pembelajaran ekstra dan pemanduan praktek. Adanya sindrom organik, masalah kesehatan mental atau masalah perlindungan anak perlu diselidiki.
Kemajuan permainan pada pengembangan keterampilan dan kompleksitas dengan fokus yang kuat pada intervensi awal, mulai dari usia 4-14. Permainan dapat digunakan secara berurutan selama enam sampai delapan minggu dan satu sesi untuk menutup keterampilan tertentu. Anak-anak muda akan mulai dengan permainan ‘Persiapan Bersama’ dan bekerja dengan  ‘Teman yang Ramah’ dan mungkin untuk ‘Pemikir Ulang’.

Anak-anak berusia delapan atau sembilan atau yang lebih tua akan mulai dengan ‘Teman yang Ramah’, Pengusik ‘atau Pemikir ulang, tergantung pada pengembangan keterampilan yang dibutuhkan. Permainan dapat digunakan dengan individu, kelompok atau anak-anak seluruh kelas.